Mengapa Kontruksi Masuk Dalam Pekerjaan yang Berbahaya – Cedera yang berhubungan dengan suatu pekerjaan dapat terjadi kapan saja. Bahkan di lingkungan kantor sekalipun, namun pada dunia kerja perkantoran cenderung mendapatkan cedera secara mental. Contohnya depresi, dan stress secara emosional.
Cedera fisik biasanya ditemukan di pekerjaan yang turun langsung ke lapangan. Salah satunya pada pekerjaan kontruksi, sudah bukan rahasia lagi jika pekerjaan kontruksi merupakan salah satu pekerjaan yang beresiko tinggi.
Dikutip melalui CNBC, dari daftar 10 pekerjaan paling berbahaya di negara Amerika. Pekerjaan yang berhubungan dengan kontruksi menempati hampir sepertiga dari daftar itu. Ada beberapa alasan mengapa kontruksi masuk dalam pekerjaan yang berbahaya. Kita akan membahas lebih dalam tentang penyebab kecelakaan kerja, mengapa kontruksi masuk dalam pekerjaan yang berbahaya, dan apa yang harus dilakukan jika seseorang mengalami kecelakaan kerja.
Penyebab Kecelakaan Kontruksi
Kebanyakan orang memiliki asumsi bahwa pekerjaan kontruksi sangat berbahaya dan angka cedera dan kematian yang tak terhitung jumlahnya terjadi setiap tahun. Namun pada kenyataannya, terjadi nya kecelakaan menyebabkan kematian tidak dapat dicegah. Perusahaan kontruksi sering kali membatasi atau berhemat pada kewajiban penyediaan keselamatan kerja.
Ini menjadi salah satu penyebab kegagalan dalam menyediakan alat safety, pelatihan, atau Tindakan keselamatan lainnya yang diperlukan untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya kecelakaan yang tidak perlu. Namun apa penyebab utama dari cedera dan kecelakaan fatal di lokasi kontruksi?
- Jatuh. OSHA (the US Occupational Safety and Health Administration) atau administrasi keselamatan dan Kesehatan kerja AS. Telah mengidentifikasi jatuh sebagai salah satu dari 4 kecelakaan fatal di lokasi kontruksi yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini di sebabkan karena kurangya perlindungan dari jatuh, ketinggian tangga yang berbahaya, dan rangka yang salah. Jatuh sangat sulit diprediksi dan sulit untuk dicegah.
- Terjebak di antara barang-barang. Terjebak di dalam atau di antara peralatan dan benda merupakan salah satu dari 4 kecelakaan fatal menurut OSHA.
- Tertimpa benda. Ini adalah poin ketiga dari 4 kecelakaan fatal menurut OSHA. Benda yang dimaksud dapat berupa alat, bahan, dan puing-puing di lokasi kontruksi. Salah satu penyebab kefatalannya yaitu karena tidak menggunakan helmed yang sesuai dengan standar alat pelindung untuk keselamatan kerja.
- Listrik. Kecelakaan ini berasal dari kabel yang salah, rancangan yang buruk, dan prosedur kelistrikan yang tidak memadai.
- Tabrakan kontruksi di jalan raya. Tabrakan di lokasi kerja kontruksi dapat menyebabkan banyak kematian dan juga cidera.
- Komunikasi yang buruk. Kurangnya komunikasi yang diperlukan menjadi salah satu penyebab pelanggaran keamanan di lokasi kontruksi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Baca juga: Cara Mudah Menata Laci Lemari
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terluka saat Bekerja
Terdapat sebuah studi dari International Journal of Occupational Safety and Ergonomics menyatakan jika, setelah melakukan survei dengan para pekerja kontruksi, 27 persen mengakui bahwa mereka tidak dapat melaporkan cedera terkait pekerjaan. Berikut alasan kurangnya laporan tentang kecelakaan kerja:
- Pekerja menganggap itu resiko dari pekerjaan
- Tekanan social agar tidak terlihat lemah
- Takut akan pembalasan
- Takut kehilangan pekerjaan dan potong gaji
Jangan biarkan factor-faktor diatas menghalangi jika kamu mengalami kecelakaan kerja. Kamu memerlukan bantuan dan kompensansi yang harusnya didapatkan. Berikut Langkah yang dapat kamu lakukan jika mengalami cedera kerja.
- Laporkan cederanya
- Beritahu pada layanan Kesehatan bahwa itu cedera kerja
- Beritahu secara tertulis kepada atasan
- Catat pekerjaan yang dilakukan, perjalanan terkait pekerjaan, dan pengeluarannya
- Cari pengacara cedera pribadi
Baca juga: Bagian Kapal
Mengapa Kontruksi Masuk dalam Pekerjaan Berbahaya
Sekarang kamu sudah tau hal-hal yang menyebabkan cedera atau kecelakaan kontruksi, dan hal apa yang perlu dilakukan saat ingin melaporkan terjadinya kecelakaan dan cedera. Berikut 6 alasan mengapa kontruksi masuk dalam pekerjaan berbahaya.
1. Faktor Ketinggian
Bekerja di ketinggian merupakan salah satu factor yang menyebabkan kecelakaan berupa jatuh. Pekerja diharuskan untuk peka dengan lingkungan sekitar. Karena pekerjaan kontruksi dapat membuat pekerja berada di atas atap, di tangga, dan di kerangka bangunan. Semua tempat ini bisa saja rusak, dan menyebabkan seorang pekerja terluka. Tetap perhatikan lingkungan sekitar dan gunakan alat safety sesuai prosedur.
2. Debu
Pekerja kontruksi harus berhadapan dengan bangunan dan material tua sepanjang waktu. Selain menghirup asbes, pekerja juga beresiko menghirup
- Debu silika, yang dapat mengakibatkan bekas luka di paru-paru manusia
- Debu kayu, yang dapat sebabkan asma dan kanker hidung
- Debu Gipsum, yang dapat sebabkan asma dan masakah THT
Untuk meminimalisir permasalahan ini, maka perlu menggunakan alat safety sesuai standar. Sebagai contoh menggunakan masker untuk menahan debu masuk ke hidung dan mulut. Atau respirator yang berfungsi untuk melindungi alat pernafasan dari gas-gas memiliki resiko yang berbahaya. Beragam jenis-jenis alat pelindung diri (APD) dijual di toko-toko seperti toko safety Rian Jaya Safety.
3. Tidak sengaja
Pada pekerjaan kontruksi, pekerja lebih banyak melakukan pekerjaan manual jika dibandingkan dengan indutri lainnya. Kontruksi juga menggunakan peralatan kerja yang berbahaya dan mesin-mesin yang besar. Kondisi seperti ini dan menimbulkan suasana di mana pekerja sering terjebak di antara benda, material, dan juga mesin.
4. Dampak Alat Getar
Bekerja dengan alat yang bergetar juga dapat menimbulkan masalah terhadap pekerja. Yaitu Hand-arm Vibration Syndrome (HAV) dapat terjadi Ketika pekerja secara terus menerus menggunakan mesin yang bergetar untuk waktu yang lama. Gejala yang di timbulkan dari HAV ini yaitu perubahan warna, mati rasa, dan kesemutan pada jari dan tangan. Efeknya pun dapat terjadi secara permanen.
5. Sebabkan Gangguan Muskoloskeletal (MSD)
MSD atau Muskoloskeletal dipengaruhi oleh kondisi Gerakan. Masalah yang timbul yaitu masalah sendi, otot, dan jaringan di lengan, kaki, dan juga punggung pekerja. MSD bisa saja terjadi pada pekerja kontruksi seumur hidup yang telah berulang kali menangani pekerjaan secara manual.
6. Suara Bising
Alasan mengapa kontruksi masuk dalam pekerjaan berbahaya terakhir. Tuli industri artinya pekerja dapat kehilangan pendengarannya karena bekerja dengan suara yang keras dan bising. Kehilangan pendengaran serta pengembangan tinnitus datau syndrome syok akuistik dapat saja terjadi. Masalah ini dapat timbul secara sementara hingga permanen. Penyebabnya karena salah dalam menggunakan pelindung telinga. Untuk mencegahnya kamu perlu paham cara menggunakan pelindung telinga yang tepat.
Nah sekarang kita sudah tahu alasan mengapa kontruksi masuk dalam pekerjaan berbahaya. Dan juga kita dapat memahami dari pembahasan diatas, bahwa penggunaan alat pelindung sangat penting dalam pekerjaan di industry ini. Alat pelindung dapat mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan kerja dari berbagai factor diatas seperti yang kita sebutkan tadi.
Alat Safety Kontruksi
Alat safety memiliki banyak macamnya. Mulai dari pelindung kepala, pelindung muka, telinga, tubuh, hingga kaki. Peralatan safety sekarang dapat mudah ditemukan di toko alat safety, rekomendasi alat safety terbaik dapat kamu temukan di situs-situs seperti rianjayasafety.com sebagai contohnya. Kamu dapat kunjungi situs ini untuk membeli alat safety atau sekedar mencari informasi seputar alat perlindungan untuk keselamatan kerja.