Indonesia dengan mayoritas keadaan tanah yang lunak, membutuhkan material yang kokoh. Geotextile menjadi solusi dari permasalahan ini karena keunggulan fungsi yang dimiliki. Cara pemasangan geotextile selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas.
Dengan tampilan yang terkesan sederhana, banyak orang yang tidak menyangka kemampuan unggul dari material yang satu ini. Oleh karena itu, banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana cara mengaplikasikan geotextile ini. Untuk itu, anda bisa menyimak langkah-langkah dalam memasang geotextile dalam ulasan di bawah ini!
Apa itu Geotextile?
Sebelum membahas mengenai cara mengaplikasikannya, alangkah lebih baik jika anda paham terlebih dahulu apa itu geotextile. Geotextile adalah material bangunan yang berupa lempengan sintetis dengan permukaan yang berpori-pori. Dengan adanya pori-pori ini, geotextile memiliki sifat menyerap air dengan elastisitas tinggi.
Geotextile ini terdiri dari dua jenis yaitu geotextile woven dan non woven. Sebenarnya kedua material ini memiliki fungsi yang sama, namun penggunaannya disesuaikan dengan kondisi tanah dan tujuan proyek.
Geotextile woven merupakan lembaran sintetis yang terbuat dari bahan Polypropylene (PP) dan Polyester (PET). Material ini dibuat dengan cara ditenun dengan bahan pelindung anti ultra violet. Sehingga akan dihasilkan material yang mempunyai daya tarik cukup tinggi.
Masih berasal dari bahan yang sama, geotextile non woven dibuat dengan cara needle punch yang dipanaskan. Berbeda dengan geotextile woven yang memiliki bentuk anyaman, non woven ini lebih terlhat seperti karpet. Maka tak heran banyak orang yang menyebut non woven ini sebagai karpet jalan.
Apa Fungsi Geotextile?
Seperti yang sudah kami jelaskan di atas bahwa kedua bahan ini sebenarnya memiliki fungsi yang sama. Kondisi tanah dan tujuan proyek lah yang menjadi faktor utama dari pemilihan kedua jenis geotextile ini. secara umum, geotextile ini memiliki beberapa fungsi antara lain;
1. Sebagai Separator atau Pemisah
Contoh kasus penggunaan geotextile pertama dari geotextile ini yaitu sebagai separator dalam pembuatan jalan atau reklamasi. Geotextile akan ditempatkan di atas tanah lunak yang kemudian akan ditiban dengan material timbunan. Geotextile ini akan memisahkan antara dasar tanah lunak dan bahan timbunan sehingga tidak akan tercampur.
2. Sebagai Filter
Meskipun berfungsi untuk memisahkan dasar tanah dan material timbunan, geotextile ini tetap mampu mengalirkan air. Dengan sifat permeabilitasnya, geotextile akan mengalirkan air yang berasal dari permukaan melalui pori-pori ke dasar tanah. Meskipun demikian partikel tanah halus yang tercampur dengan air tetap akan dihalangi untuk merembes ke bawah.
3. Sebagai Stabilizer
Fungsi terakhir dari geotextile ini yaitu sebagai stabilizer atau penyeimbang. Setelah proses penimbunan, biasanya tanah tidak akan rata dari satu permukaan ke permukaan yang lainnya. Apabila dibiarkan, maka tanah akan ambles dan jalan pun menjadi tidak rata.
Dengan geotextile ini, beban dari material timbunan akan disalurkan secara merata. Dengan daya tariknya yang cukup tinggi, material yang satu ini akan membuat timbunan tetap stabil dan tidak goyah.
Baca juga: Penggunaan Geotextile Woven
Cara Pemasangan Geotextile
Cara mengaplikasikan geotextile ini selalu membuat banyak orang penasaran. Rasa penasaran ini muncul karena fungsi unggul yang dimiliki meskipun dengan penampilannya yang sederhana. Berikut beberapa langkah pemasangan geotextile ini dalam proyek teknik sipil.
1. Pemasangan Tanah Dasar atau Subgrade
Sebelum memasang geotextile anda harus menyiapkan tanah dasar atau subgrade-nya terlebih dahulu. Bersihkan lokasi dari benda tajam atau bahan apapun yang menghambat proses pemasangan material ini. Agar hasil lebih optimal, anda bisa mengganti tanah dasar yang lunak dengan bahan yang lebih kokoh.
Setelah tanah dasar telah siap, langkah selanjutnya yaitu dengan memadatkannya. Proses pemadatan ini dilakukan dengann bantuan alat berat yang memadai. Usahakan subgrade atau tanah dasar ini selalu dalam keadaan kering. Pasalnya geotekstile tidak boleh diletakan pada lahan yang berlumpur.
2. Penggelaran Geotextile
Cara pemasangan geotextile diawali dengan menggelarnya secara bebas. Usahakan jangan sampai ada lipatan atau kerutan yang signifikan. Proses penggelaran ini tidak sembarangan dilakukan, terdapat beberapa prosedur yang harus dipatuhi.
Contohnya geotextile harus digelar dengan arah tegak lurus dengan arah mesin atau sejajar dengan as timbunan. Selain itu, sejajar mesin dan arah harus saling berlawanan. Tidak hanya itu, anda juga tidak boleh menyeret material ini di atas benda tajam atau lahan berlumpur.
Berat timbunan pun juga harus diperhitungkan. Lapisan penimbun sekurang-kurangnya harus memiliki ketebalan 200 mm yang berada di antara roda rantai baja dan geotextile. Tidak hanya material timbunan, alat berat yang digunakan pun juga harus dibatasi.
Alat kontraktor yang terlalu berat akan menyebabkan geotextil meregang secara berlebihan. Alat berat tersebut pun tidak boleh berbelok di atas hamparan timbunan pertama untuk menghindari pemadatan. Alat pemadat dengan sistem getar sangat dilarang dalam proses ini. disarankan anda hanya menggunakan alat penyebar tanah saja.
3. Penyambungan Geotextile
Karena lokasi yang tidak selalu proporsional, terkadang geotextile harus dipotong mengikuti pola lahan. Setelah itu, anda harus menyambungnya kembali agar seluruh tanah dasar terlapisi. Proses penyambungan ini dilakukan dengan cara overlap atau saling melewati. Anda juga bisa menjajal metode sewn atau dijahit.
Untuk metode overlapp, jarak setiap jahitan minimal harus berukuran 30 – 100 cm. namun jarak jahitan ini juga disesuaikan dengan kondisi dasar tanah dan teknik yang digunakan. Lakukan penjahitan ini di tempat terbuka dengan bantuan tenaga generator atau mesin jahit.
Untuk efisiensi waktu, sebelum proses penjahitan dilakukan oleh pekerja, siapkan terlebih dahulu panelnya. Sesuaikan panel dengan panjang dan lebar yang disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Penempatan dan Penyebaran Agregat
Setelah geotextile terpasang dengan sempurna, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memasukan material penimbun atau agregat. Proses ini dilakukan dengan cara mendorong material timbunan ke atas geotextile. Dengan cara ini, geotextile tidak akan tergilas dengan alat berat atau mesin pengangkut lainnya.
Material timbunan tersebut kemudian harus diratakan dengan bantuan alat berat. Jika material timbunan cukup tipis, usahakan gunakan alat berat yang tidak terlalu besar. Selain itu, kurangi intenstitas lalu lalang alat berat di atas timbunan dan geotextile. Dengan tekanan alat berat yang cukup intens, dikhawatirkan akan merusak lapisan geotextil.
5. Pemadatan Timbunan
Setelah geotextile ditutupi dengan lapisan penimbun secara sempuran, kini harus dilakukan proses pemadatan. Sebelum itu, anda harus memperhatikan ketebalan dari material agregat. Sesuaikan ketebalan material timbunan dengan kebutuhan dan tujuan proyek.
Proses pemadatan ini dilakukan dengan bantuan alat berat. Usahakan gunakan alat berat yang tidak terlalu besar sehingga lapisan geotekstile tidak rusak.
Nah, itulah ulasan lengkap mengenai pengertian, fungsi, dan cara pemasangan geotextile dalam proyek teknik sipil. Semoga dengan informasi ini bisa menjawab rasa penasaran anda mengenai material geotextile ini.