Berikut Contoh Kasus Penggunaan Geotekstil dalam Pembangunan

Berikut Contoh Kasus Penggunaan Geotextile dalam Pembangunan

Geosintetik merupakan salah satu bahan bangunan yang kini sedang popular. Contoh kasus penggunaan geotekstil terutama dapat dilihat pada proyek konstruksi dan infrastruktur. Salah satu jenis geosintetik adalah geotextile.

Material ini menjadi yang sangat penting dalam pembangunan jalan raya. Pembangunan di atas tanah lunak seperti gambut. Disini geosintetik berfungsi sebagai lapisan penguat agar tanah dasar bisa stabil.

Istilah geosintetik sendiri diambil dengan mengacu pada material sintetik yang digunakan dalam menangani masalah geoteknik. Sedangkan material sintetik adalah hasil polimerisasi dari industry minyak bumi atau kimia.

Seiring dengan gencarnya pembangunan jalan. Maka keberadaan akan geosintetik kian hari semakin meningkat. Selain itu geosintetik juga mulai banyak di aplikasikan untuk pembangunan-pembangunan berskala besar lainnya.

Contoh Kasus Penggunaan Geotekstil

Contoh Kasus Penggunaan Geotekstil

Pada umumnya geosintetik memang selalu digunakan untuk pekerjaan pembangunan. Namun yang paling sering ditemui, penggunaan geosintetik lebih banyak diaplikasikan pada konstruksi dengan skala besar. Berikut dikutip dari Mega Abadi Perkasa, terdapat 3 contoh kasus penggunaan geotekstil yang sering dijumpai:

1. Proyek pembangunan jalan

Source: www.ilmutekniksipil.com

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu jenis pembangunan infrastruktur yang penting dari setiap negara adalah proyek pembangunan jalan. Pembuatan jalan tentunya dimaksudkan untuk mempermudah lalu lintas perjalanan kendaraan beserta dengan beban muatannya.

Namun karena kondisi properti material dan iklim yang menjadi struktur perkerasan jalan tidak menampakkan hasil yang diharapkan. Maka disinilah peran geotekstil dibutuhkan. Yakni sebagai aplikasi pelapis perkuatan jalan.

Kelebihan penggunaan geosintetik dalam proyek pembuatan jalan diantaranya adalah:

  • Tekanan berupa beban berat dari kendaraan dapat terdistribusi dengan baik hingga ke tanah dasar
  • Mengurangi jumlah kebutuhan ketebalan timbunan
  • Mengurangi deformasi vertical akibat efek membran
  • Mengurangi biaya operasional dan konstruksi jalan

2. Penanganan stabilitas lereng

geosintetik-indonesia.com

Lapisan penguatan menggunakan geosintetik yang tersusun secara horizontal memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas lereng. Dengan lereng yang stabil, maka potensi kelongsoran dalam (deep seated) menjadi semakin kecil.  Perkuatan menggunakan lapisan ini memungkinkan permukaan lereng dibangun membentuk sudut yang lebih tegak. Sedangkan untuk stabilitas lereng digunakan perkuatan sekunder dengan  lapisan serta jarak yang relatif pendek.

Kelongsoran/erosi akibat lereng yang tidak stabil bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti peruntuhan lahan, tipe tanah, jenis tanaman hingga aktifitas manusia. Jika erosi tersebut tidak terkendali, maka kerusakan yang terjadi akan semakin parah, baik pada struktur eksisting maupun lingkungan. Dan salah satu cara untuk mempertahankan permukaan lereng adalah dengan memasang geotextile. Geosintetik dapat digunakan sebagai kontrol erosi pada pekerjaan berikut:

  • Perlindungan lereng
  • Saluran air dan irigasi
  • Reklamasi
  • Jaring pegangan batu jatuh
  • tiimbunan
  • Saluran pembuangan

3. Pekerjaan tanah dan geosintetik

geosintetik-indonesia.com

Contoh kasus penggunaan geotekstil yang ketiga. Pekerjaan yang berkaitan dengan tanah seperti konstruksi timbunan di atas tanah lunak. Keadaan tersebut merupakan fase awal yang harus dilakukan sebelum pembangunan konstruksi dilakukan. Adapun teknik yang paling tepat untuk perkuatan tanah adalah dengan menggunakan aplikasi pelapis geosintetik. Penggunaan geosintetik menjadi salah satu cara yang efektif untuk memperbaiki stabilitas timbunan tanah.

Dalam konteks geosintetik, lapisan geosintetik dapat digunakan untuk banyak tujuan, diantaranya:

  • Mencegah kegagalan geser atau sliding yang terjadi di sepanjang permukaan geosintetik.
  • Mencegah kegagalan global pada pondasi tanah yang lunak dari timbunan
  • Mengurangi frekuensi pergerakan tanah lunak akibat daya dukung yang disediakan rendah.

Penggunaan Geotekstil Woven

Geosintetik woven sendiri merupakan salah satu jenis klasifikasi geotekstil yang terbuat dari anyaman serat sintesis dengan pelindung anti ultra violet. Adapun bahan material yang digunakan untuk membuat serat woven adalah Polypropylene Polymer (PP) dan Polyester (PET). Geotextile woven memiliki teksture seperti karung beras yang berbentuk lembaran-lembaran menyerupai terpal.

Jenis geosintetik ini dibuat dengan cara yang cukup unik, yakni dengan mengadopsi teknik penenunan pada tekstile. Serat-serat sintesis di anyam melalui dua arah (atas dan bawah) hingga membentuk lembaran.

Getextile woven memiliki kekuatan tarik (tensile strength) yang sangat tinggi, yakni sekitar 2x lipat per gramasi dari geosintetik non woven itulah salah satu perbedaan geotextile woven dan non woven. Oleh karena itulah, mengapa geosintetik woven sering digunakan sebagai bahan stabilisasi tanah dasar terutama untuk jenis tanah yang lunak. Terjadinya penurunan tanah dasar secara dini dapat dihindari karena lapisan woven mampu menyalurkan beban yang ada diatasnya secara merata. Membrane effect yang dimiliki geosintetik woven mengandalkan tensil strength, sehingga tidak menyebabkan reduksi pada penurunan tanah akibat tanah dasar yang lunak.

Cara pemasangan geosintetik

Sebelum geosintetik dipasang, terdapat poin penting yang harus diperhatikan yakni persiapan lahan/tanah. Sebelum geosintetik dipasang, bersihkan tanah dari benda-benda tajam yang dapat mengganggu proses pemasangan geotextile. Lapisi tanah dasar yang lunak menggunakan tanah dengan kualitas bagus, lalu padatkan dengan alat pemadatan. Kemudian lakukan tahapan instalasi atau pemasangan geosintetik sebagai berikut:

  • Dalam kondisi apapun, pemasangan geosintetik tidak boleh diseret melewati lumpur atau benda tajam yang dapat merusaknya.
  • Geosintetik harus secara lepas tanpa ada lpatan atau kerutan yang berlebihan. Penggelarannya dilakukan secara lurus dan sejajar sesuai pada gambar yang terencana. Agar saat digelar tidak berkelok, sebaiknya letakkan mesin secara sejajar dari arah  berlawanan.
  • Gelar geosintetik secara memanjang atau tergantung denga luas lahan yang akan dipasangi. Pastikan geosintetik yang terpasang tidak ada kerutan maupun gelombang.
  • Jika dalam penggelaran ditemukan lahan yang sulit  tertutup, maka anda dapat memotongnya sesuuai kebutuhan agar bisa proses penggelaran lebih mudah.
  • Ketika proses penggelaran selesai, lalu dilanjutkan dengan penyambungan geosintetik. Caranya yakni saling melewati dengan memberi jarak sekitar 20-50 cm sesuai kondisi tanah dasar serta teknis pengerjannya.
  • Jika proses penentuan jarak aman sudah selesai, selanjutnya adalah proses penjahitan. Agar lebih mudah dan tidak ribet sebaiknya dalam proses ini anda menggunakan bantuan mesin jahit portable.
  • Jika geotextile yang diaplikasikan berlubang, robek atau sambungannya rusak maka harus diperbaiki dahulu. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara menggantinya atau menambal dengan menggunakan jenis geosintetik yang sama.
  • Setelah geosintetik selesai dijahit maka hasilnya akan terlihat lebih rapi. Selanjutnya lahan siap ditempati oleh material granural atau agregat yang sudah ditentukan sebelumnya.
  • Letakkan tumpukan agregat dengan cara mendorongnya maju agar geosintetik tidak tersentuh langsung oleh lalu lalang kendaraan berat. Sehingga geotextil tidak rusak dan tetap terpasang dengan bagus.
  • Konstruksi tumpukan material agregat harus diratakan secara simetris demi mencegah runtuhnya kapasitas daya dukung. Material ini juga harus segera disebarkan dan hindari membuat gundukan di atas tanah yang sudah dilapisi geosintetik.

Itulah langkah-langkah yang harus anda lakukan agar lapisan geosintetik bisa terpasang dengan tepat. Mengingat penggunaan geotextile menjadi material yang hampir wajib dalam pekerjaan konstruksi. Maka tentunya anda harus memahami dengan betul bagaimana prosedur pemasangan yang benar.